SHARE

istimewa

CARAPANDANG - "Kalau kalian semua hidup dengan paru-paru, maka saya hanya punya paru saja," katanya, saat membagikan kisahnya kepada audiens dalam seminar tentang bahaya penyakit paru-paru.

Albert Charles Sompie atau akrab disapa Berthie, terpaksa harus menjalani sisa hidupnya dengan satu paru-paru saja.

Hal tersebut dialaminya sejak 2005, saat dokter memvonis dia mengidap kanker paru-paru stadium 3B, yang untuk menyembuhkannya, harus dilakukan operasi pengangkatan bagian paru-paru yang terinfeksi sel kanker.

Pada saat itu, tidak ada yang menyangka kalau Berthie mengidap kanker paru, lantaran dirinya yang kala itu merupakan kapten timnas softball, di era 1980-1990-an, memiliki kebiasaan olahraga rutin hingga mampu menjaga kondisi fisiknya yang atletis, meskipun sudah berumur.

Namun, kebiasaan tersebut tidak mampu membendung sejumlah zat-zat berbahaya yang terkandung pada rokok, yang dikonsumsi oleh Berthie. Kala itu, dia dikenal sebagai laki-laki perokok berat.

Berthie mengaku dalam sehari dia mampu menghabiskan hingga tiga bungkus rokok. Kebiasaan tersebut membuatnya begitu candu terhadap rokok, bahkan tergolong pecandu berat.

Pada saat dia harus bertanding ke luar negeri, dirinya mengupayakan berbagai cara supaya dapat menyembunyikan rokok, demi dapat membawanya lolos dari pemeriksaan petugas di negara tujuan, dan bisa menikmati rokoknya di sela-sela pertandingan.

Lambat laun, akibat kebiasaannya tersebut berubah menjadi sel kanker yang mematikan. Penyakit kanker paru-paru yang dikenal sebagai silent killer itu juga bersarang di tubuh Berthie, dan mengharuskannya hidup dengan satu paru-paru hingga sekarang. dilansir antaranews.com

Halaman :
Tags
SHARE