SHARE

Jokowi

CARAPANDANG.COM – Salah satu hal yang menjadi sorotan selama pandemi Covid-19 terkait dengan data. Validkah data yang disiarkan oleh juru bicara Achmad Yurianto saban sore? Berbagai kalangan meragukan mengenai angka tersebut. Sidang pembaca dapat melihatnya dalam berbagai artikel di sejumlah pemberitaan.

Bicara mengenai data, di Indonesia pendataan memang kerap menjadi pertanyaan. Sebut saja silang angka antara Kementerian Pertanian dan Kementerian Perdagangan. Contoh lainnya terkait data kependudukan, kisruh pemilu 2019 salah satu akarnya yakni terkait pendataan warga negara Indonesia yang masih belum rapi jali.

Jika dilacak secara keilmuan, bisa jadi kebijakan publik yang diterapkan berhulu dari data angka yang salah. Padahal ibaratnya sebuah sistem, jika memasukkan angka yang salah sejak awal semula, maka output pun bisa meleset.

Permasalahan Covid-19 terkait pula dengan keakuratan data. Salah data bisa salah prediksi dan salah mengambil kebijakan publik. Pada rapat terbatas membahas laporan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 pada Senin (13/4/2020), Presiden Joko Widodo meminta data korban virus corona dibuka kepada publik. Jokowi berharap publik bisa mengakses semua data, bukan hanya korban positif dan meninggal, melainkan juga orang dalam pemantauan dan pasien dalam pengawasan. Semoga apa yang diujarkan dan diharapkan Presiden Jokowi dapat bermuara pada data yang terbuka. Dari data yang terbuka itu berbagai kalangan dapat melihat secara jernih, transparan, serta memberikan solusi dari lininya masing-masing.