Selain itu, gejala demensia dapat meliputi kesulitan berbahasa dan memahami; disorientasi atau kebingungan mengenai waktu, tempat, atau orang; perubahan perilaku dan kepribadian; kesulitan melakukan aktivitas yang biasa dilakukan; kesulitan memahami ruang dan jarak sehingga mudah terjatuh; serta kesulitan membedakan warna.
Jadi, sering lupa tidak selalu berarti demensia. Faktor lain seperti stres atau kelelahan bisa pula membuat orang jadi sering lupa.
Masalah ingatan dapat terjadi karena cedera kepala seperti gegar otak, tumor, atau infeksi otak; masalah tiroid; efek samping obat; penyalahgunaan obat, gangguan kesehatan mental seperti depresi dan kecemasan; masalah tidur; atau kekurangan nutrisi.
Jika masalah ingatan sudah mulai mengganggu aktivitas sehari-hari, maka sebaiknya menemui dokter untuk berkonsultasi.
Tanda peringatan dari masalah ingatan yang perlu diwaspadai dapat meliputi mengulang pertanyaan yang sama berulang kali, tersesat di tempat yang sudah dikenal, atau kesulitan mengurus diri sendiri.
Namun, penting untuk diingat bahwa memperhatikan gejala seperti kehilangan ingatan atau kebingungan saja tidak cukup untuk mendiagnosis demensia.
Hanya tenaga kesehatan profesional yang dapat membuat diagnosis tersebut setelah melakukan evaluasi secara menyeluruh, termasuk memeriksa riwayat medis, hasil tes kognitif dan pemeriksaan fisik, serta citra otak.