"Emas pada akhirnya akan berhenti dan mengalami koreksi US$200-US$300, tetapi bukan sekarang, karena masih banyak pertanyaan yang belum terjawab, diperparah oleh serangan terbaru Trump terhadap Powell, yang mungkin menambah risiko di pasar obligasi," katanya.
Sebelumnya, pada hari Kamis, Presiden AS Donald Trump menambah ketidakpastian di pasar dengan mengkritik Ketua Federal Reserve Jerome Powell dan sikap kebijakan moneter bank sentral. Pada hari Rabu, dalam pidatonya di Economic Club of Chicago, Powell tetap pada sikap netral sambil menyoroti ancaman inflasi yang meningkat, meskipun risiko terhadap aktivitas ekonomi juga semakin besar.
"Jerome Powell dari The Fed, yang selalu TERLAMBAT DAN SALAH, kemarin mengeluarkan laporan yang, seperti biasa, benar-benar 'berantakan'!" tulis Trump di media sosial.
"Pemecatan Powell tidak bisa datang cukup cepat!," tambahnya.
Sikap The Fed ini bertolak belakang dengan Bank Sentral Eropa yang justru memangkas suku bunga pada hari Kamis dan memberi sinyal akan ada pemangkasan lanjutan karena tekanan inflasi terus mereda. Menurut beberapa analis, harga emas akan tetap sensitif terhadap berita perdagangan dan geopolitik global karena kalender ekonomi minggu depan cukup ringan, dan banyak pasar internasional masih libur pada hari Senin karena perpanjangan libur Paskah. dilansir cnbcindonesia.com