Ia juga menyampaikan apresiasi terhadap kolaborasi berbagai pihak yang telah mendukung suksesnya program ini. Menurutnya, keberhasilan pengentasan RTLH tak lepas dari peran aktif Baznas, jajaran kecamatan, kelurahan, dan masyarakat.
“Kami mengimbau agar dana yang diberikan benar-benar dimanfaatkan sesuai peruntukan. Semoga rumah yang direnovasi dapat menjadi tempat tinggal yang nyaman, sehat, dan berkualitas bagi keluarga penerima,” harapnya.
Sejak 2017 hingga 2024, Pemko Payakumbuh telah berhasil merehabilitasi sebanyak 1.719 unit rumah tidak layak huni. Meski begitu, berdasarkan data terbaru, masih terdapat 943 unit rumah warga yang belum tertangani dan memerlukan perhatian.
“Kami tidak akan berhenti. Insya Allah, secara bertahap kita akan selesaikan sampai seluruh warga bisa tinggal di rumah yang layak,” tegas Zulmaeta.
Sementara itu, Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (Perkim) Kota Payakumbuh, Marta Minanda, menegaskan bahwa program ini dijalankan dengan prinsip transparansi dan akuntabilitas.
“Mulai dari tahapan verifikasi, survei lapangan, hingga pelaksanaan teknis, semuanya melibatkan unsur kelurahan dan tokoh masyarakat setempat. Ini agar bantuan tepat sasaran dan masyarakat merasa memiliki,” jelas Marta.
Ia menambahkan, bantuan RTLH bukan hanya soal perbaikan fisik bangunan, tetapi juga membawa harapan baru bagi masyarakat untuk hidup lebih layak dan bermartabat.
