SHARE

istimewa

CARAPANDANG - Harga emas dibuka sedikit lebih tinggi pada awal perdagangan hari ini di tengah penantian pasar mengenai data inflasi Amerika Serikat (AS).

Pada perdagangan Selasa (9/1/2024) harga emas di pasar spot ditutup menguat 0,09% di posisi US$ 2029,59 per troy ons.

Sementara, hingga pukul 06.45 WIB Rabu (10/1/2024), harga emas di pasar spot bergerak lebih tinggi atau naik 0,02% di posisi US$ 2029,99 per troy ons.

Harga emas bertahan stabil pada perdagangan Selasa karena investor tetap berhati-hati menjelang data inflasi AS yang akan dirilis Kamis pekan ini (11/1/2024) yang dapat memberikan lebih banyak infomasi mengenai jalur kebijakan The Federal Reserve (The Fed).

Inflasi AS diperkirakan mencapai 3,2% (year on year/yoy) pada Desember 2023 secara tahunan, naik dari 3,1% pada November 2023. 

Jika angka inflasi memberikan kejutan positif, maka The Fed mungkin tidak dapat segera menurunkan suku bunga, yang akan membawa elemen bearish pada pasar emas dan perak, ujar Jim Wyckoff, analis senior di Kitco Metals, dilansir dari Reuters.

Gubernur Fed Michelle Bowman pada hari Senin menyatakan bahwa kebijakan moneter bank sentral AS tampaknya "cukup terbatas".

Menurut CME FedWatch Tool, pelaku pasar memperkirakan peluang penurunan suku bunga AS sebesar 60% pada bulan Maret 2024.

Harga emas sangat sensitif terhadap pergerakan suku bunga AS. Kenaikan suku bunga AS akan membuat dolar AS dan imbal hasil US Treasury menguat. Kondisi ini tak menguntungkan emas karena dolar yang menguat membuat emas sulit dibeli sehingga permintaan turun. Emas juga tidak menawarkan imbal hasil sehingga kenaikan imbal hasil US Treasury membuat emas kurang menarik.

Namun, suku bunga yang lebih rendah akan membuat dolar AS dan imbal hasil US Treasury melemah, sehingga dapat menurunkan opportunity cost memegang emas. Sehingga emas menjadi lebih menarik untuk dikoleksi. dilansir cnbcindonesia.com

Tags
SHARE