SHARE

Istimewa

CARAPANDANG - Lagi-lagi emas cetak harga tertinggi sepanjang masa atau All Time High pada perdagangan intraday 8 Maret 2024 di level US$ 2.194,99 per troy ons. Tak lama lagi emas segera menyentuh level psikologis baru di level US$ 2.200 per troy ons. Penguatan harga emas didorong dari data pekerjaan AS yang meningkatkan spekulasi penurunan suku bunga lebih awal.

Pada perdagangan Jumat (8/3/2024) harga emas di pasar spot ditutup menguat 0,85% di posisi US$ 2.177,51 per troy ons. Harga penutupan tersebut merupakan rekor tertinggi sepanjang masa. Sebelum ditutup lebih rendah, emas kembali mencetak All Time High pada perdagangan intraday di level US$ 2.194,99 per troy ons.

Sementara, hingga pukul 07.20 WIB Senin (11/3/2024), harga emas di pasar spot bergerak lebih tinggi atau naik 0,20% di posisi US$ 2.181,87 per troy ons. Penguatan ini menjadi penguatan sembilan hari beruntun sejak 28 Februari 2024.

Harga emas melonjak ke rekor tertinggi lainnya pada hari Jumat karena data yang menunjukkan kenaikan tingkat pengangguran AS meningkatkan ekspektasi bahwa The Federal Reserve (The Fed) Amerika Serikat (AS) akan segera menurunkan suku bunganya.

Emas diperkirakan akan membukukan persentase kenaikan mingguan terbesar sejak pertengahan Oktober 2023.

Harga emas mencapai level tertinggi sepanjang masa di US$ 2.194,99 per troy ons setelah sebuah laporan menunjukkan peningkatan tingkat pengangguran AS dan penurunan kenaikan upah meskipun terjadi percepatan pertumbuhan lapangan kerja pada bulan Februari.

"Kami masih percaya premis dasar yang sama tetap ada, yaitu kombinasi dari ekspektasi bahwa The Fed masih akan menurunkan suku bunga akhir tahun ini dan melemahnya dolar," ujar David Meger, direktur perdagangan logam di High Ridge Futures, kepada Reuters.

Dalam sepekan kemarin indeks dolar terus mengalami penurunan, membuat emas lebih murah bagi pembeli luar negeri, sementara imbal hasil obligasi pemerintah AS bertenor 10 tahun turun ke level terendah dalam lebih dari satu bulan dengan menyentuh level terendah 4,04%.

Menurut alat FedWatch, para pelaku pasar meningkatkan spekulasi bahwa The Fed akan mulai memangkas suku bunga pada bulan Mei menjadi sekitar 30% setelah laporan pekerjaan, meskipun skenario yang paling mungkin terjadi pada bulan Juni adalah sebesar 73%.

Emas memulai rekor-rekornya pada hari Selasa pekan kemarin ketika melampaui puncaknya di bulan Desember, terutama dibantu oleh meningkatnya indikasi meredanya tekanan harga dan daya tarik tradisionalnya sebagai safe-haven.

Suku bunga rendah mendukung harga emas karena mengurangi opportunity cost memegang emas batangan.

"Laporan (tenaga kerja) ini akan dilihat sebagai laporan yang membuat The Fed tetap pada jalurnya pada bulan Juni. Harga emas akan terus mengalami tren yang lebih tinggi secara keseluruhan, meskipun konsolidasi singkat mungkin diperlukan," ujar Tai Wong, pedagang logam independen yang berbasis di New York.

Sementara itu, patokan harga emas London kembali mencapai rekor tertinggi US$ 2171,30 per troy ONS pada lelang sore hari Jumat pekan kemarin, menurut London Bullion Market Association (LBMA).

Harga emas sangat sensitif terhadap pergerakan suku bunga AS. Kenaikan suku bunga AS akan membuat dolar AS dan imbal hasil US Treasury menguat. Kondisi ini tak menguntungkan emas karena dolar yang menguat membuat emas sulit dibeli sehingga permintaan turun. Emas juga tidak menawarkan imbal hasil sehingga kenaikan imbal hasil US Treasury membuat emas kurang menarik.

Namun, suku bunga yang lebih rendah akan membuat dolar AS dan imbal hasil US Treasury melemah, sehingga dapat menurunkan opportunity cost memegang emas. Sehingga emas menjadi lebih menarik untuk dikoleksi. dilansir cnbcindonesia.com

Tags
SHARE