SHARE

Istimewa

CARAPANDANG - Harga emas menguat pada awal perdagangan hari ini, berusaha melanjutkan kenaikan pada perdagangan sebelumnya seiring dengan dolar Amerika Serikat (AS) yang lebih dingin karena para pelaku pasar bersiap untuk komentar The Federal Reverse (The Fed)

Pada perdagangan Selasa (6/2/2024) harga emas di pasar spot ditutup menguat 0,53% di posisi US$ 2035,46 per troy ons. Penguatan ini memutus rekor buruk emas yang melemah pada dua hari sebelumnya.

Sementara, hingga pukul 05.40 WIB Rabu (7/2/2024), harga emas di pasar spot bergerak lebih tinggi atau naik 0,02% di posisi US$ 2035,78 per troy ons.

Harga emas menguat pada perdagangan Selasa setelah penurunan dolar AS dan imbal hasil Treasury, sementara para pelaku pasar menunggu komentar dari beberapa pejabat The Fed pada minggu ini untuk mengukur kemungkinan laju penurunan suku bunga tahun ini.

Pada perdagangan Selasa (6/2/2024) dolar AS terkoreksi 0,27% di level 104,17. Sementara imbal hasil Treasury AS 10 tahun turun 1,77% di level 4,1%.

Daniel Ghali, ahli strategi komoditas di TD Securities, mengatakan pelaku pasar juga menanti pernyataan sejumlah pejabat bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed). Dalam dua hari terakhir, pejabat The Fed terus mengingatkan jika mereka memerlukan lebih banyak data untuk memulai siklus pemotongan suku bunga

"Kami memperkirakan harga emas akan menguat dengan rilis data CPI pada minggu depan yang berpotensi menjadi katalisnya. Kami memperkirakan inflasi yang lemah dan emas akan merespons dengan cukup positif," tutur Ghali, dikutip dari Reuters.

Pekan ini, sejumlah pejabat The Fed akan menyampaikan pidato di beberapa event. Pernyataan pejabat The Fed ini ditunggu pasar mengingat sinyal pemangkasan suku bunga belum juga terlihat.
Pernyataan mereka diharapkan bisa menjadi indikasi dari kebijaka The Fed yang baru akan menggelar rapat kembali pada akhir Februari.

Pada Rabu (7/2/2024), Gubernur The Fed Adriana D. Kugler akan berbicara pada , Outlook for the Economy and Monetary Policy di Brookings Institution, Washington, D.C.
Pada hari yag sama, Gubernur The Fed Michelle W. Bowman juga akan berbicara dalam acara Supporting Entrepreneurship and Small Businesses di Uneven Outcomes in the Labor Market Conference.

"Kenaikan harga emas telah terpukul oleh data ekonomi AS yang lebih kuat dari perkiraan, dan terpaksa meninjau kembali level yang lebih rendah karena pasar terus menurunkan taruhan mereka terhadap penurunan suku bunga The Fed pada Maret," ujar Han Tan, kepala analis pasar di Exinity Group, dilansir dari Reuters.

"Harga emas batangan akan naik karena penurunan suku bunga pertama The Fed semakin dekat. Namun, jika The Fed terpaksa menunda dimulainya poros kebijakannya, hal ini akan mendorong logam mulia untuk mengurangi kenaikannya baru-baru ini untuk sementara waktu." imbuhnya.

Harga emas sangat sensitif terhadap pergerakan suku bunga AS. Kenaikan suku bunga AS akan membuat dolar AS dan imbal hasil US Treasury menguat. Kondisi ini tak menguntungkan emas karena dolar yang menguat membuat emas sulit dibeli sehingga permintaan turun. Emas juga tidak menawarkan imbal hasil sehingga kenaikan imbal hasil US Treasury membuat emas kurang menarik.

Namun, suku bunga yang lebih rendah akan membuat dolar AS dan imbal hasil US Treasury melemah, sehingga dapat menurunkan opportunity cost memegang emas. Sehingga emas menjadi lebih menarik untuk dikoleksi. dilansir cnbcindonesia.com

Tags
SHARE