SHARE

Istimewa

CARAPANDANG - Harga emas bergerak lebih rendah pada awal perdagangan hari ini dan diproyeksi akan labil. Pelaku pasar cenderung wait and see menanti keputusan bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) pada pekan ini.

Pada perdagangan Jumat (26/1/2024) harga emas di pasar spot ditutup melemah 0,07% di posisi US$ 2018,34 per troy ons.

Sementara, hingga pukul 06.15 WIB Senin (29/1/2024), harga emas di pasar spot bergerak lebih rendah atau turun 0,02% di posisi US$ 2017,87 per troy ons.

Harga emas melemah tipis pada perdagangan Jumat karena perhatian investor beralih ke pertemuan kebijakan The Federal Reserve (The Fed) Amerika Serikat (AS) yang dijadwalkan rabu pekan ini untuk mendapatkan wawasan lebih lanjut mengenai prospek suku bunga.

"Kami melihat pasar emas berkonsolidasi saat ini karena ekspektasi penurunan suku bunga tidak terjadi secepat yang diinginkan pasar," ujar David Meger, direktur perdagangan logam di High Ridge Futures, dilansir Reuters.

"Tetapi tema mendasar atau gagasan bahwa suku bunga akan turun pada tahun 2024 terus mendukung pasar emas." imbuhnya.

Pasar secara luas mengharapkan The Fed untuk mempertahankan suku bunga di level 5,25-5,50% pada pertemuan 30-31 Januari 2024, namun telah mengurangi ekspektasi penurunan suku bunga pada bulan 2024. Pasalnya, sejumlah data menunjukkan jika ekonomi AS masih berlari kencang, mulai dari inflasi hingga pertumbuhan ekonomi.

Pada Rabu waktu AS atau Kamis dini hari waktu Indonesia, The Fed akan mengumumkan kebijakan suku bunga. Pelaku pasar diharapkan tidak lagi menebak-nebak arah suku bunga ke depan. Sebelum pengumuman The Fed, harga emas diproyeksi sangat labil mengingat masih belum jelasnya arah kebijakan The Fed ke depan.

Dari sisi fisik, premi emas China naik minggu ini karena langkah-langkah stimulus tambahan membantu sentimen, beberapa hari sebelum perayaan Tahun Baru Imlek dimulai.

Ole Hansen, kepala strategi komoditas Saxo Bank, menjelaskan dalam jangka pendek, arah emas dan perak akan terus ditentukan oleh data ekonomi yang masuk dan dampaknya terhadap dolar serta imbal hasil dan ekspektasi penurunan suku bunga.

Harga emas sangat sensitif terhadap pergerakan suku bunga AS. Kenaikan suku bunga AS akan membuat dolar AS dan imbal hasil US Treasury menguat. Kondisi ini tak menguntungkan emas karena dolar yang menguat membuat emas sulit dibeli sehingga permintaan turun. Emas juga tidak menawarkan imbal hasil sehingga kenaikan imbal hasil US Treasury membuat emas kurang menarik.

Namun, suku bunga yang lebih rendah akan membuat dolar AS dan imbal hasil US Treasury melemah, sehingga dapat menurunkan opportunity cost memegang emas. Sehingga emas menjadi lebih menarik untuk dikoleksi. dilansir cnbcindonesia.com

Tags
SHARE