SHARE

Istimewa

CARAPANDANG - Harga emas naik pada perdagangan Selasa ditopang harapan penurunan suku bunga di Amerika Serikat (AS) yang semakin kuat. Sementara itu, investor menunggu data tren inflasi yang akan membantu menentukan waktu dari penurunan tersebut.

Harga emas spot pada perdagangan Selasa (26/3/2024) ditutup menguat 0,3%, menjadi US $2.177,91 per troy ons. Penguatan ini memperpanjang tren positif emas yang juga menguat 0,34% pada perdagangan hari sebelumnya.

Harga emas berbalik melemah pada hari ini. Pada Rabu (27/3/2024) pukul 07. 30 WIB, harga emas ada di posisi US$ 2.17,35 per troy ons atau melemah tipis 0,02%.

Harga emas menguat karena adanya harapan bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) akan memangkas suku bunga. Suku bunga yang lebih rendah akan membuat dolar AS melemah dan imbal hasil US treasury melandai. Keduanya merupakan sentimen yang berdampak positif ke emas.

Pelemahan dolar AS membuat harga beli emas semakin murah sehingga meningkatkan permintaan karena konversi pembelian dilakukan dalam dolar AS. Emas juga tidak menawarkan imbal hasil sehingga melandainya US Treasury bisa membuat emas semakin menarik.

"Mendekati musim panas, Anda akan melihat harga emas naik hanya dengan harapan akan adanya penurunan suku bunga, kecuali jika Fed mengubah sikapnya atau membuat pengumuman bahwa mereka menarik penurunan dari meja, yang menurut saya tidak akan terjadi pada saat ini," kata Bob Haberkorn, ahli strategi pasar senior di RJO Futures yang dikutip dari Reuters.

Fokus pasar adalah pada data Indeks Harga Belanja Konsumsi Pribadi Inti AS (PCE) yang dijadwalkan rilis pada Jumat pekan ini.

"Jika angka (PCE) lebih tinggi dari yang diharapkan, maka harga emas kemungkinan akan mundur, tetapi saya harap penurunan tersebut akan segera terkompensasi," ujar Haberkorn.

Reaksi pasar terhadap data tersebut mungkin hanya akan terlihat pada pekan depan, karena libur Jumat Agung.

Emas mencatat rekor tertinggi sebesar $2.222,39 minggu lalu setelah para pembuat kebijakan Fed mengindikasikan bahwa mereka masih berencana untuk memangkas suku bunga sebesar tiga perempat persen pada akhir tahun 2024.

Para pedagang saat ini melihat peluang sebesar 71% untuk pemangkasan suku bunga pada bulan Juni FEDWATCH. Suku bunga yang lebih rendah meningkatkan daya tarik untuk memegang logam mulia yang tidak menghasilkan bunga.

Harga emas juga terus mendapat dukungan dari permintaan fisik yang tinggi dari rumah tangga Tiongkok, di mana reli rekor emas belum mengurangi selera beli.

Pembelian oleh bank sentral juga tetap memberikan dukungan bagi emas, dengan bank sentral Tiongkok secara stabil membangun cadangan emasnya.

"Faktor yang memotivasi pembelian emas mereka adalah diversifikasi dari mata uang G7, setelah mata uang ini digunakan sebagai senjata pada tahun 2022 menyusul perang (Rusia-) Ukraina," kata Nitesh Shah, ahli strategi komoditas di WisdomTree. dilansir cnbcindonesia.com

Tags
SHARE