Sebagai aset yang secara tradisional dipandang sebagai investasi aman saat ketidakpastian geopolitik dan ekonomi meningkat, emas cenderung menguat dalam lingkungan suku bunga rendah.
Presiden AS Donald Trump masih berencana untuk menerapkan tarif balasan baru mulai 2 April.
Sementara itu, The Fed mempertahankan suku bunga acuan pada Rabu lalu, sesuai dengan ekspektasi pasar. Namun, bank sentral AS mengindikasikan akan melakukan dua kali pemangkasan suku bunga masing-masing 0,25% sebelum akhir tahun ini.
Pelaku pasar memperkirakan pemangkasan suku bunga sebesar 71 basis poin tahun ini dari The Fed, dengan setidaknya dua kali penurunan sebesar 25 basis poin masing-masing, dan pemangkasan pertama diperkirakan terjadi pada Juli.
Israel mengumumkan peningkatan serangan udara, darat, dan laut terhadap Hamas di Gaza untuk menekan pembebasan sandera yang masih ditahan. Langkah ini secara efektif mengakhiri gencatan senjata dua bulan dan memulai kembali serangan udara dan darat besar-besaran terhadap kelompok militan Palestina yang dominan tersebut.
Kondisi ini menguntungkan emas yang menjadi incaran saat terjadi ketegangan geopolitik.
Namun, harga emas melandai dalam dua hari terakhir. Pelemahan disebabkan oleh menguatnya kembali dolar AS.
Indeks dolar ditutup di 104,09 pada pekan ini, tertinggi sejak 6 Maret 2025.